Senin, 19 Maret 2012
Faktor Impor
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Gula Impor di Indonesia
Gula adalah merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako) kebutuhan pangan yang sangat penting bagi kebutuhan kita sehari-hari baik dalam skala rumah tangga maupun industri makanan dan minuman baik besar maupun kecil. Gula menjadi sangat penting karena gula mengandung kalori yang cukup penting bagi kesehatan kita dan gula juga merupakan bahan pemanis utama.
Dan tentang gula impor yang masuk ke Indonesia saat ini tengah menjadi polemik di tengah perindustrian gula di Indonesia tidak dapat kita abaikan lagi. Gula impor di Indonesia memang sangat dibutuhkan mengingat konsumsi akan gula pasir yang terus meningkat namun tudak dapat diimbangi oleh produktivitasnya. Konsumsi akan gula pasir yang setahunnya sekitar 3,2 juta ton hanya mampu dipenuhi oleh produksi nasional sekitar 1,5-2 juta ton saja (60% dari jumlah kebutuhan).
Dari latar belakang penelitian ini, maka dapat dirumuskan dalam suatu masalah sebagai berikut: Bagaimana trend volume gula impor di Indonesia dan Bagaimana pengaruh produksi, harga gula impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar US pada permintaan gula impor di Indonesia.Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ternd gula impor di Indonesiadan untuk mengetahui berapa besar pengaruh produksi, harga gula impor dan kurs rupiah terhadap dolar US pada permintaan gula impor di Indonesia .
Berdasarkan kerangka pemikiran dapat dirumuskan sebagai berikut: Diduga volume gula impor akan cenderung meningkat dan diduga produksi, harga gula impor dan nilai kurs rupiah terhadap dolar US akan mempengaruhi permintaan gula impor.
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang bersifat time series yang dimulai dari tahun 1990 – 2000 berupa data statistik. Data tersebut diperoleh dari instansi–instansi tertentu yang terkait dengan penelitian ini yaitu P3GI dan BPS. Dan untuk menunjang penelitian ini peneliti juga menggunakan cara dokumentasi yaitu pengumpulan data dari berbagai media cetak dan media on line selain dari berbagai buku referensi dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dari hasil data yang diperoleh nilai impor dari tahun 1991-2000, volume terendah terjadi pada tahun 1994 yaitu sebesar 15.206.761 ton. Dan tertinggi pada tahun 1999 yaitu 1.186.452.206 ton. Dan dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan menggunnakan persamaan garis Y= a bx, didapat bahwa volume impor gula pasir di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 65.527.021,6 ton setiap tahunnya dan laju pertumbuhan sebesar 13,84%. Hal ini menyatakan bahea setiap tahunnya volume impor gula pasir di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 13,84%.kenaikan ini tidak hanya disebabkan oleh produksi dalam negeri yang tidak mampu menutupi kebutuhan dalm negeri, melainkan juga karena rendahnya tarif bea masuk yang berlaku yaitu sebesar 0%-25% pada tahun 1998.
Dan dari hasil perhitungan mengunakan regresi didapat Adjusted R Square sebesar 84,2% Angka menunjukkan bahwa produksi, harga gula impor dan nilai kurs mempengaruhi volume impor sebesar 84,2% sedangkan 15,8% lainnya disebab kan oleh hal-hal lain, yaitu antara lain pendapatan penduduk, selera, adanya barang substitusi dan maraknya aksi demonstrasi Pada tabel anova dijelaskan bahwa F hitung yang didapat sebesar 17,009 dengan tingkat signifikansi 0,002. pada koefisien regresi didapat persamaan: Volume Impor = 2.317.805.321.324,529 – 28.116.578,33 harga impor 71.969.096 kurs – 983.478 produksi. Pada tabel signikansi menunjukkan hanya variabel produksi saja yang mempengaruhi permintaan gula pasir impor di Indonesia. Karena angka signifikannya di bawah 0,10, yaitu sebesar 0,095. sedangkan variabel harga gula impor dan nilai kurs tidak mempengaruhi permintaan gula impor karena angka signifikannya diatas 0,10 yaitu sebesar 0,843 untuk harga gula impor dan 0,131 untuk produksi.
Untuk menyelamatkan industri gula nasional mak diperlukan cara antara lain: meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri gula pasir nasional, meningkatkan kelancaran alih teknologi, pemberian subsidi kepada petani dan pembenahan kembali kebijakan pemerintah secara konsisten.
Deskripsi Alternatif :
Gula adalah merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako) kebutuhan pangan yang sangat penting bagi kebutuhan kita sehari-hari baik dalam skala rumah tangga maupun industri makanan dan minuman baik besar maupun kecil. Gula menjadi sangat penting karena gula mengandung kalori yang cukup penting bagi kesehatan kita dan gula juga merupakan bahan pemanis utama.
Gula adalah merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako) kebutuhan pangan yang sangat penting bagi kebutuhan kita sehari-hari baik dalam skala rumah tangga maupun industri makanan dan minuman baik besar maupun kecil. Gula menjadi sangat penting karena gula mengandung kalori yang cukup penting bagi kesehatan kita dan gula juga merupakan bahan pemanis utama.
Dan tentang gula impor yang masuk ke Indonesia saat ini tengah menjadi polemik di tengah perindustrian gula di Indonesia tidak dapat kita abaikan lagi. Gula impor di Indonesia memang sangat dibutuhkan mengingat konsumsi akan gula pasir yang terus meningkat namun tudak dapat diimbangi oleh produktivitasnya. Konsumsi akan gula pasir yang setahunnya sekitar 3,2 juta ton hanya mampu dipenuhi oleh produksi nasional sekitar 1,5-2 juta ton saja (60% dari jumlah kebutuhan).
Dari latar belakang penelitian ini, maka dapat dirumuskan dalam suatu masalah sebagai berikut: Bagaimana trend volume gula impor di Indonesia dan Bagaimana pengaruh produksi, harga gula impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar US pada permintaan gula impor di Indonesia.Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ternd gula impor di Indonesiadan untuk mengetahui berapa besar pengaruh produksi, harga gula impor dan kurs rupiah terhadap dolar US pada permintaan gula impor di Indonesia .
Berdasarkan kerangka pemikiran dapat dirumuskan sebagai berikut: Diduga volume gula impor akan cenderung meningkat dan diduga produksi, harga gula impor dan nilai kurs rupiah terhadap dolar US akan mempengaruhi permintaan gula impor.
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang bersifat time series yang dimulai dari tahun 1990 – 2000 berupa data statistik. Data tersebut diperoleh dari instansi–instansi tertentu yang terkait dengan penelitian ini yaitu P3GI dan BPS. Dan untuk menunjang penelitian ini peneliti juga menggunakan cara dokumentasi yaitu pengumpulan data dari berbagai media cetak dan media on line selain dari berbagai buku referensi dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dari hasil data yang diperoleh nilai impor dari tahun 1991-2000, volume terendah terjadi pada tahun 1994 yaitu sebesar 15.206.761 ton. Dan tertinggi pada tahun 1999 yaitu 1.186.452.206 ton. Dan dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan menggunnakan persamaan garis Y= a bx, didapat bahwa volume impor gula pasir di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 65.527.021,6 ton setiap tahunnya dan laju pertumbuhan sebesar 13,84%. Hal ini menyatakan bahea setiap tahunnya volume impor gula pasir di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 13,84%.kenaikan ini tidak hanya disebabkan oleh produksi dalam negeri yang tidak mampu menutupi kebutuhan dalm negeri, melainkan juga karena rendahnya tarif bea masuk yang berlaku yaitu sebesar 0%-25% pada tahun 1998.
Dan dari hasil perhitungan mengunakan regresi didapat Adjusted R Square sebesar 84,2% Angka menunjukkan bahwa produksi, harga gula impor dan nilai kurs mempengaruhi volume impor sebesar 84,2% sedangkan 15,8% lainnya disebab kan oleh hal-hal lain, yaitu antara lain pendapatan penduduk, selera, adanya barang substitusi dan maraknya aksi demonstrasi Pada tabel anova dijelaskan bahwa F hitung yang didapat sebesar 17,009 dengan tingkat signifikansi 0,002. pada koefisien regresi didapat persamaan: Volume Impor = 2.317.805.321.324,529 – 28.116.578,33 harga impor 71.969.096 kurs – 983.478 produksi. Pada tabel signikansi menunjukkan hanya variabel produksi saja yang mempengaruhi permintaan gula pasir impor di Indonesia. Karena angka signifikannya di bawah 0,10, yaitu sebesar 0,095. sedangkan variabel harga gula impor dan nilai kurs tidak mempengaruhi permintaan gula impor karena angka signifikannya diatas 0,10 yaitu sebesar 0,843 untuk harga gula impor dan 0,131 untuk produksi.
Untuk menyelamatkan industri gula nasional maka diperlukan cara antara lain: meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri gula pasir nasional, meningkatkan kelancaran alih teknologi, pemberian subsidi kepada petani dan pembenahan kembali kebijakan pemerintah secara konsisten.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Page Navigation byhttp://creativityforindonesia.blogspot.com
Artikel Via Email
Dapatkan Update Artikel B-digg Via Email
Jika anda suka dengan artikel yang ada di blog ini, silahkan untuk berlangganan artikel blog ini via email gratis. Isikan alamat email anda di bawah ini!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar