Senin, 12 Maret 2012

Barang Impor Masuk Ke Indonesia


IMPOR YANG TERJADI DI INDONESIA
Jakarta - Indonesia selalu impor gula setiap tahun hingga ratusan ribu ton. Penyebabnya banyak hal, mulai dari masalah produksi, bahkan sampai ada pihak yang memang diuntungkan adanya impor tersebut.

Sebagai catatan awal tahun ini saja Indonesia telah mengimpor 450.000 ton gula kristal putih (GKP/konsumsi), itu diluar dari impor raw sugar untuk industri gula rafinasi (industri) sebanyak 2 juta ton lebih. Tahun depan ada perkiraan impor 300.000 ton gula GKP, walaupun akhirnya dikaji kembali untuk ditekan.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan perlu ada sinkronisasi antara kepentingan pelaku usaha gula termasuk petani dengan pemerintah. Ia menilai saat ini dua kepentingan ini tak pernah menemui titik temu.

"Misalnya saja soal perhitungan kebutuhan gula konsumsi per bulan, kalau pemerintah menghitung 220.000 ton, sementara petani menghitung 170.000 ton per bulan, ya nggak akan pernah ketemu," katanya kepada detikFinance, Jumat (30/12/2011)

Ia mencontohkan stok gula akhir tahun ini diperkirakan mencapai 800.000 ton. Jika menghitung versi kebutuhan gula pemerintah maka stok itu tak akan cukup sampai Mei 2012 saat baru dimulainya musim giling tebu atau produksi gula lokal. Dengan demikian opsi impor paling gampang untuk dipilih oleh pemerintah.

Perhitungan ini tentunya berkebalikan dengan versi perhitungan petani maupun pedagang gula di dalam negeri.

"Makanya kita dari Kadin sudah sepakat agar saat ini rencana impor gula tahun depan distop dulu, tapi nanti pada Maret 2012 kita duduk bersama lagi," katanya.

Selain itu, Natsir tak menutup mata ada saja pihak-pihak yang diuntungkan dengan impor gula dan akan memperjuangkan mati-matian agar Indonesia tetap impor gula. Impor gula ini menurutnya tidak terlepas dari permainan importir dengan oknum birokrat yang berkaitan dengan soal rekomendasi hingga izin impor gula.

Natsir mencontohkan, usulan Kadin agar dilakukan survey atau perhitungan cermat terhadap konsumsi gula per bulan secara nasional selalu mendapat hambatan dari pihak tertentu. Padahal kata dia, jika masalah ini bisa diatasi setidaknya Indonesia memiliki perhitungan yang akurat soal konsumsi gula di dalam negeri.

"Tak bisa dipungkiri ada saja konspirasi untuk meng-goal-kan impor gula," katanya.

Sementara itu ia sangat menyambut positif mengenai adanya sikap kementerian perdagangan yang akhirnya memangkas kuota impor gula mentah (raw sugar) sebanyak 300.000 ton di 2012 terkait hasil audit rembesan gula rafinasi. Adanya pemangkasan itu diharapkan rembesan gula rafinasi ke pasar umum bisa ditekan, karena raw sugar merupakan bahan baku dari produksi gula rafinasi.

"Kalau memang pemerintah telah selesai mengeluarkan hasil audit, maka itu harus diumumkan secara terbuka," katanya.

Ia berharap tahun depan masalah tata niaga gula bisa lebih baik. Selama ini petani maupun pedagang gula eks produksi petani dirugikan dengan merembesnya gula rafinasi ke pasar umum, yang bahan bakunya 100% impor.

Natsir tetap optimis produksi gula dalam negeri tahun depan bisa mencapai 2,7 juta ton, meskipun tantangan cuaca dan gangguan produksi tetap mengancam.

"Mudah-mudahan ruang gerak gula rafinasi tahun depan bisa berkurang, gula kristal putih petani nggak terganggu lagi," katanya.

Natsir mendesak pemerintah agar memperketat pengawasan distribusi gula rafinasi, terutama di kawasan Timur Indonesia seperti Makassar yang langganan dari rembesan gula rafinasi ke pasar umum.
Negara Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan terbesar didunia (17.508 pulau) dengan panjang garis pantai +/- 81.000 Km & luas laut +/- 3,1 juta Km2 dikhabarkan masih belum bisa menghentikan IMPOR GARAM ,dimana garam yang di-impor bisa mencapai 1,6 juta ton dari kebutuhan 3,6 juta ton per tahun ; Ini benar-benar suatu hal yang luar biasa aneh dari suatu negara kepulauan terbesar di dunia,maka tidak salah ada yang mengatakan bahwa negara Indonesia ini adalah negara yang salah urus…! Pantas saja ada juga yang mengatakan para pemimpinnya adalah “Ki Munajat”,yaitu Kianat,Munafik & Bejat karena mengkhianati cita-cita proklamasi,munafik karena seringkali membohongi rakyat dengan angka-2 seolah-olah hebat (sudah diatur dengan baik),serta bejat moralnya karena hanya memikirkan “keuntungan” dirinya sendiri atau golongannya saja.
Kenapa salah urus…? Sebab sudah mengetahui data-2 statistik yang menyatakan bahwa Indonesia masih saja impor garam,maka tidak ada satupun dorongan atau regulasi dari tahun ke tahun yang dibuat oleh Pemerintah dari daerah sampai dengan Pemerintah Pusat untuk memperluas area “tambak garam” dengan memberdayakan tanah di sepanjang pesisir pantai. Semuanya hanya memikirkan bagaimana “memanfaatkan” panjangnya garis pantai untuk pembangunan perumahan,dsb karena mempunyai “nilai ekonomi” memperkaya pemasukan Kas Pemda & “kantong” para pejabat-2nya. Dan yang hebatnya lagi salah satu alasan kenapa masih impor garam adalah karena faktor cuaca yang tidak berpihak kepada petani garam sehingga produktivitas menurun ; Luar biasa pejabat Indonesia ini,berani menyalahkan “Tuhan” yang menciptakan cuaca tanpa suatu usaha produktif yang seharusnya mereka lakukan. Seharusnya data-2 statistik dibuka secara transparan,berapa jumlah lahan “tambak garam” yang sudah bergeser menjadi perumahan? berapa tambahan memperluas lahan “tambak garam” yang dilakukan tiap tahunnya?
Industri Garam (NaCl) sebenarnya industri yang sangat menguntungkan & mempunyai nilai Ekspor yang sangat tinggi bila dikembangkan di Indonesia dengan garis pantai yang luar biasa panjang. Banyak manfaat yang bisa dikembangkan dari NaCl (Natrium Klorida) ,  Natrium klorida dapat digunakan dalam proses kimia lainnya untuk produksi skala besar senyawa yang mengandung natrium atau klorin, antara lain dalam proses Solvay , natrium klorida digunakan untuk memproduksi Natrium Karbonat dan Kalsium klorida ,dalam proses Mannheim dan dalam proses Hargreaves , digunakan untuk produksi natrium sulfat dan asam klorida . Selain akrab di rumah tangga untuk memasak sebagai penyedap rasa , garam juga digunakan dalam banyak aplikasi, dari mulai Industri  pulp dan kertas, untuk pengaturan pewarna dalam industri tekstil dan kain, untuk memproduksi sabun , deterjen ,dan masih banyak lagi industri derivatif lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini.
Sayangnya Indonesia bukan termasuk 5 negara besar di dunia yang memproduksi Garam,sebab pada tahun 2010, produksi dunia yang diperkirakan mencapai sebesar 270 juta MT , lima besar produsen terbesar adalah RRC (60 juta Ton), Amerika Serikat (45 juta Ton), Jerman (16,5 juta Ton), India (15.8 Juta Ton) dan Kanada (14 juta Ton) ; Tidak salah bukan kalau disebut sebagai salah urus…???
Tentang “Ki Munajat”….Bagaimana tidak disebut mengkhianati cita-cita Proklamasi? Perlu disimak baik-baik,bahwa proses Kemerdekaan Indonesia adalah karena “wong cilik” sangat berperan dalam perang kemerdekaan hingga terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,dimana TNI pada waktu itu sangat mendapat dukungan dari “wong cilik” ,dukungan logistik yang disuplai oleh rakyat kecil sangat membantu perang kemerdekaan ; Sedangkan “petani garam” yang merupakan kategori “wong cilik” seolah dilupakan begitu saja,lahan yang menyempit,bantuan yang minim,serta pemberdayaan petani garam hampir dikata sangat menyedihkan sekali.
Bagaimana tidak disebut munafik kalau ternyata kemiskinan petani garam masih saja dijumpai sedangkan potensi industri tersebut sangat luar biasa besar & bermanfaat? Apakah petani garam sangat menikmati hasilnya…? Bagaimana bisa melansir data seolah-olah sudah hebat dalam bekerja sedangkan semuanya adalah merupakan kebohongan….?
Kebejatan moral yang sangat menyolok adalah “terusir”nya para petani yang juga pemilik lahan tambak garam dengan ganti rugi yang minim (karena tanah pesisir yang “tidak berguna”) kemudian “disulap” untuk menjadi perumahan-2 mewah,dll ; Hati nurani yang hampa & tidak berpihak kepada “si Lemah” merupakan ciri kebejatan moral para pemimpin baik di daerah & yang di Pusat yang mengizinkan lahan-2 tersebut dipakai untuk keuntungan diri sendiri serta golongannya. Wong Cilik-pun dikesampingkan.
Tulisan ini didedikasikan untuk meng-inspirasi para pemimpin bangsa Indonesia yang masih mempunyai hati nurani dalam mendengar cita-2 Proklamasi,perbuatlah yang paling sederhana,menjadi “garam” (*) bagi bangsa & negara kita dengan memulai memajukan Industri Garam di Indonesia.
(*) Garam disini maksudnya “teladan”,dimana seseorang yang mempunyai keteladanan hidup yang patut dicontoh sehingga dapat menjadi “penyedap rasa”,motivator,pemberi semangat kepada yang lain.
Jadilah garam dunia..! Apa artinya jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang……….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Page Navigation byhttp://creativityforindonesia.blogspot.com

Artikel Via Email

Dapatkan Update Artikel B-digg Via Email
Jika anda suka dengan artikel yang ada di blog ini, silahkan untuk berlangganan artikel blog ini via email gratis. Isikan alamat email anda di bawah ini!!