Jumat, 16 Maret 2012
Budidaya Sorgum
menunjang pengembangan diservikasi pangan sebagai bahan alternatif guna memenuhi
kebutuhan pangan (hidup) dimasa mendatang. Tanaman sorgum mempunyai keunggulan yang
tak kalah dengan tanaman pangan lain seperti : daya adaptasi luas, tahan terhadap kekeringan, dapat diratun, dan sangat cocok dikembangkan di daerah marginal. Seluruh bagian tanaman mempunyai nilai ekonomis. Selain budidaya yang mudah, sorgum juga mempunyai manfaat yang sangat luas antara lain untuk pakan ternak, bahan baku industri makanan dan minuman,bahan baku untuk media jamur merang (mushroom), industri alkohol, bahan baku etanol dansebagainya.
Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan kurang subur,
air yang terbatas dan masukan (input) yang rendah, bahkan di lahan berpasirpun sorgum dapat
dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian diatas 500m dpl
tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhanya dan memiliki umur yang panjang.
Tanaman sorgum sebenarnya sudah lama dikenal dan sudah banyak ditanam petani di
Indonesia. Namun tampaknya, tanaman ini kurang berkembang dengan baik. Pengembangan
jenis tanaman pangan ini akan dapat berhasil apabila dikelola dengan baik.
A. Penyiapan Lahan dan Pengelolaan Tanah
Pengolahan tanah paling baik dilakukan 2-4 minggu sebelum tanam.
1. Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul atau
dibajak 2 kali setelah itu digaru dan diratakan.
2. Dibuat saluran drainase disekeliling atau ditengah lahan.Untuk lahan yang hanya
mengandalkan residu air tanah, pengolahan dilakukan secara ringan dengan
mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan gulma. Pengolahan tanah secara
ringan sangat efektif untuk manghambat penguapan air tanah sampai tanaman panen.
3. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberi pupuk organik, misalnya pupuk kandang
atau kompos.
Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar
persediaan air, mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma.
B. Pemilihan Varietas
Varietas unggul yang dianjurkan untuk ditanam harus memeperhatikan kegunaan dan
lingkungan tumbuhnya. Untuk keperluan konsumsi pangan manusia (pangan) varietas yang
dianjurkan antara lain UPCA SI, Keris, Badik dan Hegari Genjah. Karena varietas ini
mempunyai keunggulan berumur genjah, tinggi batang sedang, berbiji putih dengan rasa
sebagai nasi cukup enak. Varetas Numbu dan Kawali yang dilepas tahun 2001 juga
mempunyai rasa olah sebagai nasi cukup enak, namun umurnya relatif lebih panjang.
Sedangkan untuk pakan ternak dipilih varietas sorgum yang tahan hama penyalit, tahan rebah,
tahan disimpan dan dapat diratun. Pada lingkungan yang ketersediaan airnya terbatas dan
masa tanam yang singkat dipilih varietas-varietas umur genjah seperti Keris, Badik, Lokal
Muneng dan Hegari Genjah. Ditinjau dari segi hasil, varietas umur genjah memang hasilnya
jauh lebih rendah daripada varietas umur sedang atau dalam, tetapi keistimewaannya dapat
segera dipanen, menyelamatkan dari resiko kegagalan hasil akibat kekeringan.
C. Penanaman
Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim asalkan pada saat tanaman muda tidak
tergenang atau kekeringan. Namun, waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan
atau awal musim kemarau. Kebutuhan benih untuk bertanam sorgum berkisar 10 kg/ha
dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm cm atau 60 cm x 20 cm tergantung tingkat kesuburan
tanah. Menanam sorgum dapat dilakukan dengan cara ditugal seperti halnya menanam jagung,
bila jaraknya tidak terlalu rapat. Lubang tanam diisi sekitar 3-5 biji benih, kemudian ditutup
dengan tanah ringan. Pada saat tanam, dibuat juga lubang pupuk dengan tugal sejauh 15 cm
dari lubang tanam.
D. Pemupukan
Sebaiknya pemupukan diberikan secara lengkap (NPK) agar produksi yang dihasilkan
cukup tinggi. Dosis pemupukan yang diberikan berbeda-beda tergantung pada tingkat
kesuburan tanah dan varietas yang ditanam, tetapi secara umum dosis yang dianjurkan adalah
200kg urea, 100kg TSP atau SP36 san 50kg KCL. Pemberian pupuk Urea diberikan dua kali,
yaitu 1/3 bagian diberikan pada waktu tanam sebagai pupuk dasar bersama-sama pemberian
pupuk TSP/SP36 dan KCL. Sisanya (2/3 bagian) diberikan setelah umur satu bulan setelah
tanam. Pemupukan dasar dilakukan saat tanam dengan cara ditugal sejauh 7 cm dari lubang
tanam,sedang KCL dalam lubang di sisi yang lain. Pemupukan kedua juga ditugal sejauh ± 15
cm dari barisan, kemudian ditutup dengan tanah. Lubang tugal baik untuk pupuk dasar
maupun susulan sedalam ± 10 cm.
E. Pemeliharaan
1. Pengairan
Walaupun tanaman tahan terhadap kekeringan, namun pada fase awal pertumbuhan
membutuhkan air yang cukup.
2. Penjarangan Tanaman
Tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam dilakukan penjarangan agar diperoleh
tanaman sorgum yang tumbuh subur dan berproduksi tinggi. Caranya, dengan
mencabut rumpun tanaman yang kurang baik dan hanya disisakan 2 rumpun tanaman
untuk dipelihara hingga panen.
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu (gulma) hingga
perakarannya secara hati-hati, agar tidak mengganggu perakaran tanaman utama.
Gulma yang telah dicabut sebaiknya ditampung atau dikubur disuatu tempat agar
membusuk sehingga kemudian dapat dijadikan kompos.
4. Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah disekitar tanaman sorgum,
kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman sorgum shingga
sehingga membentuk gundukan-gundukan kecil yang bertujuan untuk mengokohkan
batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsang terbentuknya akar-akar baru
pada pangkal batang.
5. Hama Penyakit dan Cara Pengendaliannya
1) Colletortichum gramini colum (Ces.) G.W. Wild (Penyakit Bercak Daun)
Penyakit ini menyebabkan bercak pada daun dengan warna kemerah-merahan atau
keungu-unguan dan menyebabkan busuk merah pada batang dimana jaringan bagian
dalam buku berair dan berubah warnanya. Penyakit ini menyebar secara luas. Bercak
daun mengakibatkan daun mengering, karena itu butir menjadi hampa, sementara
busuk merah menyebabkan batang berair dan patah.
2) Helmithosporium turcicum Pass (Penyakit Blight)
Penyakit ini menyerang sorgum secara luas, terutama pada kondisi yang lembab.
Serangan penyakit ini menimbulkan bintik-bintik ungu kemerah-merahan atau
kecoklatan yang akhirnya menyatu. Penyakit blight daun dapat menyerang
pembibitan maupun tanaman dewasa. Kultivar yang resisten belum diketahui.
3) Puccinia purpurea Cooke
Penyakit karat sering terjadi secara luas pada sorgum tetapi pertumbuhan penyakit
tidak berlangsung lagi apabila tanaman sorgum telah mencapai dewasa.
4 ) Atherigona varia Soccata (Rond.) (Lalat Bibit Sorgum).
Hama ini merupakan hama yang utama di daerah tropis. Prinsip pengendaliannya
adalah dengan penanaman pada waktunya (tanam serempak) dan menanam kultivar
yang mempunyai kemampuan memulihkan luka setelah diserang.
5) Prodenia Litura F. (Ulat dawn).;
Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida dengan jenis dan dosis yang
dianjurkan.
F. Panen
Tanaman sorgum sudah dapat dipanen pada umur 3-4 bulan tergantung varietas.
Penentuan saat panen sorgum dapat dilakukan dengan berpedoman pada umur setelah biji
terbentuk atau dengan melihat ciri-ciri visual biji. Pemanenan juga dapat dilakukan setelah
melihat adanya ciri-ciri seperti daun-daun berwarna kuning dan mengering, biji-biji bernas
dan keras serta berkadar tepung maksimal.
G. Budidaya Lanjutan
Untuk meningkatkan produksi sorgum dapat dilakukan budidaya lanjutan dengan cara
ratun yaitu pemangkasan batang tanaman pada musim panen pertama yang dilanjutkan
dengan pemeliharaan tunas –tunas baru pada periode kedua. Adapun tatacara budidaya
sorgum ratun setelah panen musim pertama adalah sebagai berikut :
1. Setelah panen pertama segera dilakukan pemotongan batang yang tua tepat di atas
tanah.
2. Tanah dan di sekitar sorgum dibersihkan dari rumput liar dan gulma.
3. Dibuatkan larikan kecil sejauh 10-15 cm dari pangkal batang tanaman sorgum
kemudian disebarkan pupuk yang terdiri dari 45 kg Urea + 100 kg TSP +50 kg
KCL per hektar. Satu bulan kemudian diberikan pupuk susulan berupa 90 kg
Urea/ha.
4. Tanaman yang berasal dari tunas-tunas baru (ratun) dipelihara dengan baik seperti
Pada pemeliharaan tanaman periode pertama.
Pada stadium buah tua dilakukan panen musim kedua. Pemotongan harus tepat
dilakukan diatas permukaan tanah agar tunas-tunas baru tumbuh dari bagian batang yang
berada pada dalam tanah.
I. Pasca Panen
1. Pengeringan.
Biasanya pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama ± 60 jam hingga kadar
air biji mencapai 10 - 12 %.
2. Penyimpanan
Bila biji disimpan dalam ruangan khusus penyimpanan (gudang), maka tinggi gudang
harus sama dengan lebarnya supaya kondensasi uap air dalam gudang tidak mudah
timbul. Dinding gudang sebaiknya terbuat dari bahan yang padat sehingga perubahan
suhu yang terjadi pada biji dapat dikurangi. Tidak dianjurkan ruang penyimpanan dari
bahan besi, karma sangat peka terhadap perubahan suhu. Sebelum disimpan biji harus
kering, bersih dan utuh (tidak pecah).
J. Pengolahan
• Bergs Sorgum (bergs sorgum giling)
Bergs Sorgum yang dimaksud adalah biji Sorgum lepas kulit sebagai hasil penyosohan
sehingga diperoleh bergs sorgum giling. Untuk menyosoh biji sorgum digunakan
mesin yang terdiri dari silinder gurinda batu, sehingga bergs yang dihasilkan putih
bersih. Dengan sifat ini ternyata sorgum jenis non waxy dapat digunakan sebagai nasi,
bubur dan bentuk olahan lain. Sedangkan jenis sorgum ketan (waxy Sorgum) yang
rasanya pulen dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat minyak (snack) seperti tape,
Temper, rengginang dan wajik.
• Tepung Sorgum.
Tepung sorgum dapat diperoleh dengan menggiling bergs sorgum dalam mesin yang
dilengkapi dengan silinder besi yang tajam dan licin. Campuran 60% tepung kedelai
dengan 30% tepung sorgum dapat menghasilkan roti dan kue yang cukup baik dan
murah harganya.
• Uji ( thin poridge )
Jenis makanan ini terbuat dari tepung sorgum dan banyak dipakai di negara kenya,
Tanzania, Uganda, Sudan dan India dengan nama yang berbeda-beda. Uji dibuat dari
1 bagian tepung sorgum. 3 - 4 bagian air, satu bagian susu cair dan gula secukupnya.
Cara membuat:
Mula-mula tepung dicampur bagian air yang tersedia, tutup wadahnya dan biarkan
selama 24 jam. Air yang tersisa didihkan dan ditambahkan pada tepung yang
terfermentasi tadi, kemudian dimasak selama 10-15 menit sehingga halus dan kental
lalu tambahkan gula selanjutnya dihidangkan.
• I Ugali ( Stift Oorrid)
Jenis makanan ini berasal dari Uganda dan Kenya dengan nama Tuwo dan di India
disebut sangat.
Cara membuat ugali sama dengan membuat uji. hanya disini tepung yang digunakan
jumlahnya lebih banyak dan berasal dari biji yang disangrai. kecambah atau biji yang
dikuliti. Selama ditanak. ugali tidak menyebar atau tidak meleleh bila dimasukkan ke
dalam air dingin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Page Navigation byhttp://creativityforindonesia.blogspot.com
Artikel Via Email
Dapatkan Update Artikel B-digg Via Email
Jika anda suka dengan artikel yang ada di blog ini, silahkan untuk berlangganan artikel blog ini via email gratis. Isikan alamat email anda di bawah ini!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar